jump to navigation

Mush’ab bin Umeir Radiyallahu ‘anhu 18 Juni 2007

Posted by Muslim in Al Kisah, Islam, Kisah, Kisah Islam, Kisah teladan, life, Muslim, Nabawiyah, Sejarah Islam, Shababiyah, Sholeh, Siroh, Siroh Islam, Ulama, Ulama Islam, Wanita Sholeh, www.mediamuslim.info.
trackback

MediaMuslim.InfoMush”ab bin Umeir adalah seorang pemuda yang tampan berasal dari keluarga kaya raya. Dalam kehidupannya ia banyak memiliki limpahan harta, dimanja secara berlebihan, menjadi pujaan banyak gadis, betotak cemerlang dan memiliki nama yang harum di seantero kota Mekah. Selain itu, ia adalah pusat perhatian dalam setiap pertemuan, dimana setiap anggota majelis dan teman-temannya selalu mengharapkan kehadirannya untuk memecahkan berbagai persoalan karena kecermalangan otaknya.

Sampai suatu hari, terbetik kabar tentang Muhammad Al-Amin yang menyatakan diri sebagai utusan Alloh Subhanahu wa Ta’ala untuk menyampaikan agama yang benar. Kian hari kabar itu kian santer di kalangan warga Mekah, dan sampai juga di telinga Mush’ab. Mush’ab tergerak hatinya untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut. Melalui usahanya, makin banyaklah berita yang ia ketahui, termasuk dimana Rasululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya mengadakan pertemuan rutin, yakni di tempat suci di bukit Shafa, di kediaman Arqam bin Abil Arqam guna menghindari ancaman kaum Quraisy. Di tempat ini Rasululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau berkumpul dan beribadah kada Allah serta mempelajari ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Dengan semangat dan tekad bulat, suatu hari diikutinya rombongan mereka menuju kediaman Arqam. Seperti tersebut dalam riwayat, baru sekejap mata Mush’ab mengambil tempat duduknya, terdengar olehnya Rasululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan kekhusyu’an yang mendalam. Tergetarlah dada Mush’ab oleh pesona yang begitu agung, keharuan yang begitu mendalam dan kebahagiaan yang nyaris sempurna, sehingga membuatnya hampir terlonjak ketika menghampiri Rasululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam.

Namun dengan penuh kebijakan dan rasa kasih sayang, Rasululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam mengurut dada pemuda Quraisy itu dengan tangan beliau nan halus. Maka menjadi terasa teduh batin pemuda yang tengah bergejolak hatinya oleh rasa itu. Selanjutnya, pada hari itu juga, masuklah Mush’ab bin Umeir kedalam agama Islam dengan hati mantap dan keyakinan penuh.

Walaupun demikian, tidak semuanya berjalan sempurna. Salah satu sandungan terberat yang dialaminya, setelah masuk Islam adalah dari ibu kandungnya sendiri, yakni Khunas binti Malik. Kharisma dan kekerasan jiwa sang ibu, untuk sementara waktu membuat Mush’ab memnyembunyikan keislamannya, sampai kemudian hari Alloh menghendakinya.

Demikianlah, sekian lama ia berusaha menutupi rahasia, sekian lama ia berusaha menutupi rahasia itu. Tetapi kota makah begitu banyak menyimpan mata, apa lagi dalam suasana seperti kala itu. Setiap gerak muslim pasti tak luput dari perhatian. Akhirnya, berita keislaman Mush’ab sampai juga ketelinga ibundanya. Berita itu didapat dari seseorang bernama Utsman bin Thalhah yang melihat dengam mata kepala sendiri, bahwa Mush’ab sering kerumah Arqam secara sembunyi-sembunyi. Bahkan suatu saat, dilihatnya Mush’ab shalat berjama’ah bersama Rasul dan para Sahabatnya beliau.

Betapa murka hati sang ibu, lalu dipanggilnya Mush’ab untuk segera menghadapnya. Di hadapan ibunya, saudara-saudaranya,dan para pembesar Mekah kala itu, Mush’ab berdiri tegar seraya memperdengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk menyentuh hati nurani mereka. Namun apa mau dikata, hati sang ibu dan semua yang ada disitu tak sedikitpun tergugah. Bahkan sang ibu nyaris menampar muka anaknya, kalaulah tidak melihat cahaya penuh wibawa memancar dari wajah putra terkasihnya itu. Tetapi tak urung, sianak dibawanya juga kesebuah kamar terpencil dalam rumahnya, dan dikurungnya rapat-rapat.

Sampai akhirnya ketika Mush’ab mendengar banyak kaum muslimin berhijrah ke Habasyah, ia berhasil meloloskan diri dengan cara memperdaya sang ibu dan para pengawalnya.

Mush’ab berlari dan menyembunyikan diri di Habasyah bersama rekan-rekannya seperjuangan dengan menghadapi berbagai rintangan dan cobaan silih berganti. Namun ia sangat bangga dan bersyukur, karena dapat mengikuti pola hidup yang diajarkan oleh Rasul, walaupun sebagai resikonya ia harus meninggalkan kemewahan yang selama ini menaungi kehidupannya. Ia harus menanggalkan pakaian indah miliknya dan menggantinya dengan pakaian yang lusuh, usang dan penuh tambalan.

Hingga pada suatu hari, mata setiap orang basah dibuatnya, karena menyaksikan perubahan pada dirinya yang demikian drastis, yakni ketika ia hadir dalam sebuah pertemuan yang dihadiri juga oleh Rasululloh Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Rasululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam sendiri menatapnya dengan rasa syukur, dan dengan penuh arti beliau bersabda, yang artinya: “Dahulu kukenal Mush’ab ini pemuda yang tidak ada imbangnya dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya. Namun kemudian semua itu ditinggalkan demi Alloh dan Rasul-Nya”

Tatkala sang ibu menangkapnya kembali sepulang dari Habasyah, ketika itu pula Mush”ab bertemu untuk berpisah dengan sang ibunda selama-lamanya. Keteguhannya membuat sang ibu putus asa. Sampai detik terakhir, Mush’ab masih terus menasehati ibunya bahwa tidak ada yang berhak di sembah secara benar selain Alloh Subhanahu wa Ta’ala, namun tidak juga membuahkan hasil. Justru hati si ibu semakin murka, akhirnya dengan berlinang air mata, terpaksa dihapusnya juga nama Mush’ab dalam hatinya sebagai anak kandungnya tercinta… Maka berpisahlah kedua anak dan ibu tersebut.

Komentar»

1. himura - 28 Juni 2007

assalamualaikum…
jalan dakwah yang kita jelang.
bukanlah jalan lapang nan benderang.
melainkan jalan sempit nan menyakitkan.
namun percayalah…
kelak semua ini takkan sia- sia..
balasan dari Allah pasti kan datang..
kemenangan pasti kan kita jelang.

2. lestari - 27 September 2007

Assalaamu’alaikum…
Mensyukuri Nikmat iman dan islam lebih indah dari apa pun….
Wsslam..

3. Andi Anugerah - 14 Desember 2007

Assalamualaikum
Sungguh pengorbanan yang sangat luar biasa yang dilakukan mushab, pelajaran besar bagi kaum muda muslim untuk bisa memilah dan memilih sesuatu..

4. perycantiq - 22 Februari 2008

subbanallah….

bgs bgt crtnya…

seandainya ada lelaki seperti mush’ab tentulah aq rela jd pendamping hidupnya….

biarpun sengsara didunia tentulah bahagia diakherat kelak…

aamiin…..

irwansyah - 8 September 2009

jadikan suatu pelajaran untuk hidup yang penuh makna,,bila keinginan hatimu tulus pasti kamu menemukan orang tersebut…jdi berdoalah..

salam kenal ya…….!????

5. www.mediabilhikmah.multiply.com - 8 Mei 2008

Dimanakah semangat keislaman umat islam saat ini, seperti para sahabat ini.

6. Mohamad Fadli - 28 Mei 2008

cuba anda cari kisah selanjutnya semasa perang uhud….bagaimana mush`ab syahid dan apa kata hikmat yang telah diberikan oleh Rasulullah kepada jenazahnya…..saya pasti and pasti mahu menjadi seperti beliau….

7. jionsaputra - 21 Juni 2008

asslamualaikum……umat muslim.

Tak ada yang pantas di haturkan kepada Allah yang seluruh jiwa dan ragaku miliknya, kecuali iman dan takwa kita kepadaNYA

8. Ana Bilqis Fajar Wati, SS, M.Fil.I - 4 Juli 2008

Sungguh Kecintaan Kepada Allah Dan Rasulnya mengalahkan kecintaan kita kepada manusia, Subkhana Allah,karena sifat manusia bisa berubah – ubah. kita hanya bisa menggantungkan hidup kita kepada Allah dan Rasulnya

9. hannan - 19 September 2008

subhanallah…,, smga bs smkn kuat dan istiqomah di jalan dakwah….,,
Allahu akbar!!!

10. Tika - 26 November 2008

Mush’ab bin Umeir…
pemilik tekad sekuat baja…
yang telah “menjual dirinya” kepada Allah SWT dalam makna yang seutuhnya…

saat ini,
islam membutuhkan pemuda-pemuda dengan karakter seperti Mush’ab bin Umeir

11. nur muhajir - 3 Desember 2008

subhanallah
semoga semua remaja bisa seperti mush’ab

12. joko yulianto - 19 Februari 2009

Saya berharap bisa seperti mush’ab bin umeir…….
Ya ALLAH kabulkanlah doaku…………

13. Investasi - 21 Juni 2009

critanya mantabs2 nih makasih ya udah menulis seperti ini

14. akmal - 19 Juli 2010

makasih ya…kisah kisah nya aku ambil buat perenungan di radio ku anda fm klaten,,,.boleh khan,nanti q cantumkan kok sumbernya.sukron


Tinggalkan komentar